Tinjauan Kemanfaatan Pemberian Hak Pembebasan Bersyarat Bagi Narapidana Residivis
DOI:
https://doi.org/10.61682/restorative.v2i1.9Keywords:
Pembebasan Bersyarat, Residivis, Teori UtilitarianismeAbstract
Abstract
Recidivist prisoners can be granted parole if they have fulfilled the requirements as stipulated in Regulation of the Minister of Law and Human Rights No. 3 of 2018. A rule certainly contains legal ob- jectives: justice, benefit and legal certainty. This research aims to review the granting of Parole rights to recidivists using Jeremy Bentham's theory of utilitarianism. The research was carried out by applying normative legal research methods through statute approach and literature study. It is known that in general recidivists can be granted their parole rights if they fulfill the specified requirements and that parole cannot be granted if it has been previously revoked twice. Granting the parole rights does not only impact prisoners but also impacts other related parties such as families, guarantors, the community and probation officers. The result of the calculation shows that the total level of pleasure is higher than the pain that occurs upon the granting of parole for recidivists. This is in accordance with the principle of greatest happiness of the greatest number. However, the pleasure produced is more biased towards one party and not all parties get the same pleasure so testing and updates are needed regarding the rules granting the right to parole for recidivists/repeat offenders in order to maximize the pleasure and pain obtained.
[
Narapidana residivis dapat menerima hak pembebasan bersyaratnya apabila telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Permenkumham No. 3 Tahun 2018. Sebuah aturan tentunya memuat tujuan hukum: keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pemberian hak Pembebasan Bersyarat bagi residivis dengan menggunakan teori utilitar- ianisme dari Jeremy Bentham. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode penelitian hukum normatif melalui pendekatan undang-undang dan studi kepustakaan. Diketahui bahwa secara umum residivis dapat diberikan haknya apabila memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan tidak dapat diberikan apabila telah dilakukan pencabutan sebanyak dua kali. Pemberian hak Pembebasan Bersyarat bukan hanya berdampak kepada narapidana melainkan juga berdampak terhadap pihak lain yang terkait seperti keluarga, penjamin, masyarakat, dan Pembimbing Kemasyarakatan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total tingkat keseluruhan pleasure (kesenangan) lebih tinggi dibandingkan dengan pain (rasa sakit) yang ditimbulkan dari pemberian hak pembebasan bersyarat bagi residivis. Hal ini sesuai dengan prinsip the greatest happiness of the greatest number. Namun, tidak semua pihak mendapatkan pleasure yang sama sehingga diperlukannya pengujian dan pembaharuan terkait dengan aturan pemberian hak Pembebasan Bersyarat bagi residivis untuk memaksimalkan pleasure dan pain yang didapatkan.]
References
Ahmad, A. (2023). Pemenjaraan Antara Memulihkan Atau Menciptakan Residivis. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. (2021). Statistik Jumlah Penghuni. SDP Publik. https://sdppublik.ditjenpas.go.id/
H R Otje, S. (2010). Filsafat Hukum (Perkembangan &Dinamika Masalah). PT Refika Aditama.
Henry R, W., & Duignan, B. (2024). No Title. Britannica. https://www.britannica.com/topic/utilitarianism-philosophy
Hynronimus, R. (2012). Filsafat Hukum: Edisi Lengkap (Dari Klasik Sampai Postmoderenisme). Gramedia Pustaka Utama.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). https://kbbi.web.id/manfaat
Kolosov, I., & Sigalov, K. (2020). Epistemological foundations of early legal utilitarianism. Wisdom, 14(1), 31–44. https://doi.org/10.24234/WISDOM.V14I1.302
Marta, T. M., Kurnia, M. P., & Erawati, R. (2023). Penanganan Terbaik pada Kelebihan Kapasistas Lembaga Pemasyarakatan di Berbagai Negara. Risalah Hukum, 19, 17. https://e-journal.fh.unmul.ac.id/index.php/risalah/article/download/1015/255/3037
Nur, S. (2021). Pengantar Metodologi Hukum. CV Penerbit Qiara Media.
Paramitha, N. M. W., Sukadana, I. K., & Karma, N. M. S. (2021). Pemberatan Hukuman Terhadap Residivis (Studi Kasus Putusan Perkara Nomor 50/Pid.B/2018/PN.Tab). Jurnal Analogi Hukum, 3(1), 84–89. https://doi.org/10.22225/ah.3.1.2021.84-89
Pratiwi, E., Negoro, T., & Haykal, H. (2022). Teori Utilitarianisme Jeremy Bentham: Tujuan Hukum Atau Metode Pengujian Produk Hukum? Jurnal Konstitusi, 19(2), 268. https://doi.org/10.31078/jk1922
Purwati, A. (2020). Metode Penelitian Hukum Teori Dan Praktek (T. Lestari (Ed.)). CV Jakad Media.
Tim, M. (2020). Utilitarianism. Cambrige University Press.
Wesseling, H. L. (2000). An introduction. In European Review (Vol. 8, Issue 1). https://doi.org/10.1017/S1062798700004543
Wiryono, S., & Prabowo, D. (2022). Ditjen PAS: Setiap Tahun Negara Keluarkan 2 Triliun Untuk Makan Tahanan. https://nasional.kompas.com/read/2022/09/21/15071881/ditjen-pas-setiap-tahun-negara-keluarkan-rp-2-triliun-untuk-makan-tahanan#:~:text=Editor&text=JAKARTA%2C KOMPAS.com - Pemerintah,terpidana yang mendekam di tahanan
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Vanessa Regita Anjani, Amalia Hayatunnisa, Pertiwi Madayanti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.